Kamis, 20 Desember 2012

SECANGKIR KOPI DARI PESANTREN

Serombongan orang datang mengunjungi Kyai Sepuh di sebuah pesantren kecil di sebuah desa. Meskipun dari pesantren kecil dan di desa pula, Kyai Sepuh ini kerap sekali menerima tamu dari berbagai kalangan untuk berbagai urusan. Kyai Sepuh ini terkenal dengan kemampuannya memberikan berbagai solusi persoalan yang rumit dengan caranya yang mudah – sederhana. Seperti biasa Pak Kyai mendengarkan dahulu masalah para tamunya, baru kemudian memberikan solusinya.

Maka satu demi satu rombongan tersebut mengutarakan problemnya masing masing. Ada yang mengeluhkan problem keluarganya yang seret ekonomi, ada yang meminta pengasihan supaya enteng jodoh, ada yang mengeluhkan anaknya yang bandel, ada yang meminta jampi-jampi untuk saudaranya yang sakit dlsb.

Setelah semua berkesempatan menyampaikan uneg-uneg mereka, Mbah Kyai minta ijin untuk mengambilkan kopi di belakang – saking sederhananya Kyai ini sampai tidak memiliki pembantu. Tidak lama kemudian Beliau datang dengan membawa teko berisi kopi, didampingi istrinya yang membawakan sejumlah cangkir.

Karena kesederhaannya pula diantara cangkir-cangkir tersebut tidak ada yang sama bentuk, model maupun ukurannya. Menyadari akan adanya rasa penasaran para tamunya, Mbah Kyai-pun menjelaskan : “Anu, itu cangkir-cangkir peninggalan para santri yang sudah lulus dari pesantren ini…”.
Kemudian dia mempersilahkan tamunya: “Silahkan ambil sendiri kopinya…”

Setengah berebut, tamunya memilih cangkir yang paling baik untuknya. Jumlah cangkir memang cukup dan semuanya mendapatkan cangkirnya, tetapi tentu saja yang duluan yang mendapatkan cangkir yang paling bagus.

Sambil memperhatikan tamu2nya menikmati kopi dari beraneka ragam cangkir, Mbah Kyai –pun siap memberikan SATU solusi untuk seluruh keluhan dan masalah yang disampaikan oleh tamu-tamunya.

“Dari yang saya dengarkan tadi, dan dari cangkir-cangkir kopi yang kalian pegang – masalah kalian sebenarnya sederhana”.

Dia melanjutkan:
“Selama ini terasa rumit, karena kalian fokus pada cangkirnya bukan pada kopinya. Yang kalian butuhkan kan kopi tho? – sedangkan cangkir hanyalah alat untuk bisa minum kopi. Bila kalian terlalu fokus pada alat, kalian tidak akan sampai pada tujuan…”

“Sekarang fokuslah pada kopi kalian, maka cangkir yang berwarna-warni beraneka bentuk tidak akan mengganggu kenikmatan kopi kalian…!”.

Lalu Mbah Kyai membacakan surat Ad Dzariyat – ayat 56, “Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah menyembah-Ku.”

Lalu beliau menutup nasehatnya: “Selama kalian tidak kehilangan fokus pada tujuan hidup kalian yaitu menyembah kepadaNya, selama kalian hanya mengajak masyarakat untuk menyembah kepadaNya, insyaallah kalian tidak akan terganggu oleh aneka persoalan ekonomi dan keluarga, jodoh, kesehatan, sakit dan kematian dan sejenisnya.”

Para tamu hanya manggut-manggut sambil menginstrospeksi diri, mereka mengurai permasalahan masing-masing di dalam hati. Dalam hati pula sebagian mereka berkata: “Jadi selama ini kita cuma rebutan cangkir, sampai mengesampingkan kopinya.. Masyaalloh?”

Sebagian ada lagi yang tersenyum, tersenyum geli melihat betapa lucu tingkahnya selama ini.

Kita.. Terkadang menilai sesuatu berdasar dari dzohirnya. Menilai seseorang sebatas wajah dan fisiknya. Menilai buku dari sampulnya. Menghormati karena kekayaan, pangkat dan jabatannya. Penampilan tak selamanya menampilkan keaslian. Kita tertipu dan ditipu oleh mata kita sendiri.

Ingatlah satu peribahasa, "Dari jarum yang buruk bisa tersulam kain yang bagus. Dari pena yang jelek mampu tersusun syair yang indah."

(Sumber: CAP, Cerita Anak Pesantren, Karya Jun Haris)

1 komentar:

  1. Keluhan minum kopi seperti jantung berdebar, pusing, mual, kembung, buang air kecil tercium aroma kopi. Tips ini dapat membantu Anda menghindari keluhan tersebut : 1.Aroma kopi jangan menusuk tajam ke hidung. 2.Bagi perokok dapat merasakan, bila rokok dihisap asapnya menjadi lembut. 3.Bila kopi diminum badan terasa rileks / enteng. Contoh: bila mencium aroma bunga asli wanginya tidak menusuk tajam ke hidung (bersifat alami)

    BalasHapus