Maka ia akan mendapat tiga macam yang tidak boleh didapati oleh orang-orang yang kaya yaitu:
• Didalam syurga ada kamar dari yaqut yang merah, orang-orang syurga itu melihat tempat itu sama dengan orang dunia jika melihat bintang di langit, tidak dapat masuk ke situ kecuali Nabi yang fakir atau orang yang mati syahid yang fakir atau seorang mukmin yang fakir.
• Orang fakir yang masuk syurga sebelum orang kaya sekadar setengah hari yaitu sekira lima ratus tahun, mereka bersuka-suka dengan bebeas leluasa dan Nabi Sulaiman bin Daud a.s. akan masuk sesudah nabi-nabi yang lainnya sekira-kira empat puluh tahun disebabkan oleh kerajaan yang diberikan Allah s.w.t. kepadanya.
• Jika orang fakir membaca: Subhaballah walhamdulillah walaa ilaha illalah wallahu akbar dengan tulus ikhlas dan orang kaya membaca itu, maka orang kaya itu tidak dapat mengejar orang fakir meskipun ditambah dengan sedekah sepuluh ribu dirham. Demikian amal-amal kebaikan yang lain-lainnya
Maka kembalilah utusan itu memberitahu kepada orang-orang fakir miskin apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. itu kepada mereka, maka mereka berkata: “Kami ridho, ya Tuhan, kami puas, ya Tuhan.”
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar r.a. berkata: “Saya dipesan oleh junjunganku Nabi Muhammad s.a.w. tujuh macam yang tidak sampai saya tinggalkan dan tidak akan saya tinggal semua itu yaitu:
• Saya dipesan supaya suka kepada orang-orang miskin dan mendekati mereka
• Saya dipesan supaya selalu melihat kepada orang-orang yang di bawahku dan tidak melihat pada orang-orang yang di atasku
• Saya dipesan supaya tetap menghubungi kaum kerabat meskipun mereka jauh dan memutuskan hubungan
• Saya dipesan supaya memperbanyakkan membaca: Laa haula walaa quwwata illa billahi, karena itu sebagai perbendaharaan kebaikan atau tabungannya
• Saya dipesan supaya jangan minta apapun dari sesama manusia
• Saya dipesan supaya jangan takut di dalam melaksanakan hukum Allah s.w.t. dari cela (ejekan) orang-orang yang mengejek
• Saya dipesan supaya selalu berkata benar meskipun pahit dan berat
Dan adanya Abu Dzar jika jatuh pecut dari tangannya sedang ia diatas kendaraannya, maka tidak suka minta tolong kepada orang untuk mengambilkannya.
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Al-A’masy dari Khaitsamah berkata: “Malaikat berkata: “Ya Tuhan, hambaMu yang kafir itu Engkau lapangkan dunianya dan Engkau jauhkan daripada bala.” Jawab Allah s.w.t.: “Kamu buka tempat siksanya.” Dan ketika dilihat oleh malaikat mereka berkata: “Ya Robbi, tidak berguna apa yang mereka dapat dari dunia itu.” Lalu malaikat itu berkata: “Ya Tuhan, hambaMu yang mukmin Engkau jauhkan daripadanya dunia dan Engkau hidangkan kepada bala.” Allah s.w.t. berfirman:” Bukalah tempat pahalanya.” Maka jika telah dilihat oleh malaikat, mereka berkata: “Tidak apalah bagi mereka apa yang mereka derita di dunia.”
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar Alghifari r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (Yang berbunyi): “Almuktsirun humul asfalun, illa man qaala bilmaali hakadza wahaa kadzaa waha kadza wahaa kadza wa qaliilun maahum.” (Yang bermaksud): “Orang-orang yang banyak hartanya itu kelak yang paling bawah tempat mereka kecuali yang menggunakan harta itu begini dan begini dan begini dan begini dan begini (Yakni sedekah kekanan, kekiri, kemuka, kebelakang) Dan sedikit yang sedemikian.”
Abul Laits berkata: “Orang kaya itu tempatnya dibawah orang yang miskin baik di syurga atau di neraka, kecuali orang yang selalu sedekah ke kiri kanan, depan belakang dan sedikit sekali yang sedemikian sebab syaitan laknatullah merintangi mereka untuk sedekah.”
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Syaitan laknatullah berkata: “Orang kaya tidak dapat selamat dari tiga macam yaitu:
• Saya perhias di dalam pandangannya sehingga tidak dikeluarkan kewajibannya atau
• Saya ringankan tangannya sehingga dikeluarkan tidak pada tempatnya atau
• Saya cintakan dalam hatinya sehingga ia berusaha mendapatkannya walau tidak halal
Abud-Dardaa r.a. berkata: “Ketika Nabi Muhammad s.a.w. diutuskan, sedang saya ingin akan menghimpun antara dagang dengan ibadat, maka tidak bisa, maka saya tinggalkan dagangan dan tetap melakukan ibadat. Demi Allah yang jiwaku ada ditanganNya, saya tidak ingin mempunyai toko di dekat masjid sehingga tidak ketinggalan sembahyang jamaah dan mendapat untung tiap harinya empat puluh dinar untuk bersedekah fisabilillah.” Ketika ditanya: “Mengapakah tidak suka itu?” Jawabnya: “Kerana beratnya perhitungan hisab pada hari kiamat.”
Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (Yang berbunyi): “Allahumma man ahabbani farzuqhul afafaa walkafaafa, waman abghadhani faaktsir malahu wawaladahu.” (Yang bermaksud): “Kefakiran itu sukar didunia senang di akhirat dan kekayaan itu kesenangan di dunia dan kerusakan di akhirat.”
Anas bin Malik r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda (Yang berbunyi): “Inna likulli ahad hirfah, wahirfati itsnataan: Alfakru wal jihad, faman ahabbahuma faqad ahabbani waman abghadhahuma faqad abghadhani.” (Yang bermaksud): “Tiap orang ada kesukaannya (pekerjaannya) dan kesukaanku fakir dan jidah, maka siapa suka pada keduanya berarti suka kepadaku dan siapa membenci keduanya itu bererti benci kepadaku.”
Abul Laits berkata: “Seharusnya seorang muslim suka kepada orang fakir meskipun ia kaya, sebab cinta kepada orang fakir itu berarti cinta kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan juga Allah s.w.t. menyuruh Nabi Muhammad s.a.w. supaya cinta kepada orang-orang fakir miskin sepertimana firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): “Wasbir nafsaka ma alladzina yad uuna robbahum bil ghadaati wal asyiyi yuriduuna wajhahu.” (Yang bermaksud): “Dan sabarkan dirimu berkumpul dengan orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhan pagi dan petang semata-mata kerana mengharap keridhoaanNya.” (Surah Alkahfi ayat 28)
Sebab turun ayat ini karena Uyainah bin Hishin Alfazari tokoh Bani Fazarah masuk ke tempat Nabi Muhammad s.a.w. sedang di situ ada Salman Alfaritsi. Shuhaib bin Sinan Arrumi dan Bilal Alhabasyi dan lain-lainnya dari kaum dhu’afaa’ (yang lemah lembut), mereka dengan pakaian yang jelek dan berbau peluh mereka, maka Uyainah berkata: “Kami ini adalah bangsawan dan mempunyai harga diri, maka bila kami masuk kepadamu, maka keluarkan orang-orang itu sebab mereka mengganggu kami dengan bau dan berilah kepada kami waktu sendiri duduk bersamamu.” Maka Allah s.w.t. melarang Nabi Muhammad s.a.w. mengusir mereka dan diperintahkan supaya sabar berkumpul dengan orang-orang yang tidak meninggalkan sembahyang lima waktu kerana mengharap keridhoanNya. Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): “Walaa ta’du ainaka anhum turiidu ziinatal hayatidduniya, wakaana amruhu furutha.” (Yang bermaksud): “Dan jangan engkau palingkan pandanganmu dari mereka karena menginginkan kemewahan dunia, dan jangan menurut kepada orang yang telah Kami lalaikan hatinya dari peringatan (ajaran) Kami, dan hanya menurutkan hawa nafsunya, maka semua urusan halnya sia-sia belaka.” (Surah Alkahf ayat 28)
Dan perintah kepada Nabi Muhammad s.a.w. ini berlaku kepada semua kaum muslimin sampai hari kiamat, kerana itu seharusnya tiap muslim harus suka dan baik kepada orang fakir miskin, serta berbudi kepada mereka karena mereka orang-orang terkemuka di sisi Allah s.w.t. dan dapat diharapkan syafaat mereka.
Dan perintah kepada Nabi Muhammad s.a.w. ini berlaku kepada semua kaum muslimin sampai hari kiamat, kerana itu seharusnya tiap muslim harus suka dan baik kepada orang fakir miskin, serta berbudi kepada mereka karena mereka orang-orang terkemuka di sisi Allah s.w.t. dan dapat diharapkan syafaat mereka.
Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Pada hari kiamat kelak akan dihadapkan seorang hamba, lalu Allah s.w.t. berkata lunak kepadanya sebagaimana seorang yang minta maaf kepada kawannya, maka Allah s.w.t. berfirman: “Demi kemuliaan dan kebesaranKu, Aku tidak menyingkirkan dunia daripadamu kerana hinamu dalam pandanganKu, tetapi kerana Aku telah menyediakan untukmu kemuliaan dan kurnia. Keluarlah hai hambaKu ke barisan-barisan itu dan lihatlah siapa yang dahulu pernah memberi makanan atau pakaiannya kepadamu dengan ikhlas keranaKu.” Maka peganglah tangannya dan ia hakmu, maka berjalanlah ia di tengah-tengah manusia yang sedang tenggelam dalam peluhnya, lalu melihat orang yang dahulu pernah berbuat baik kepadanya lalu dipegang tangannya dan dimasukkan ke syurga.”
Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Perbanyaklah kenalan orang-orang fakir miskin dan berbudilah kepada mereka kerana mereka kelak akan mendapat kekuasaan.” Sahabat bertanya: “Apakah kekuasaan mereka, ya Rasulullah?” Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: “Bila tiba hari kiamat maka dikatakan kepada mereka: “Perhatikan siapa yang dahulu pernah memberimu makanan atau minuman seteguk atau pakaian sehelai baju, maka peganglah tangannya dan tuntunlah ke syurga.”
Abul Laits berkata: “Ketahuilah bahwa bagi orang fakir miskin itu akan mendapat lima kemuliaan yaitu:Dan semua keterangan ini ada keterangannya dari hadis-hadis.• Pahala amalnya lebih dari pahala amal orang-orang yang kaya dalam sembahyang, sedekah dan lain-lainnya
• Jika ingin sesuatu dan tidak tercapai di catat baginya pahala
• Mereka lebih dahulu masuk syurga
• Hisab mereka di akhirat lebih ringan
• Penyesalan mereka sangat kurang sebab orang-orang kaya ingin seperti orang fakir di akhirat sedang orang fakir tidak ingin seperti orang yang kaya.
Zaid bin Aslam berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Satu dirham untuk sedekah lebih afdal dari seratus ribu.” Ditanya: “Bagaimana yang demikian, ya Rasulullah?” Jawab Nabi Muhammad s.a.w. “Seorang mengeluarkan dari kekayaannya yang sangat banyak seratus ribu dirham dan disedekahkan dan lain orang yang mengeluarkan satu dirham dari miliknya yang hanya dua dirham tiada ada yang lain dengan senang hati, maka orang yang mengeluarkan satu dirham lebih afdal dari yang seratus ribu dirham.”
Alhasan r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. ditanya oleh seorang sahabat: “Jika kami menginginkan sesuatu dan tidak dapat mencapainya, apakah kami mendapat pahala?” Jawab Nabi Muhammad s.a.w. “Dengan amalan yang manakah kamu akan mendapat pahala jika tidak mendapat dalam keadaan itu?”
Adh dhahhak berkata: “Siapa yang masuk pasar lalu melihat sesuatu yang diinginkannya lalu ia sabar dan mengharap pahala dari Allah s.w.t., maka yang demikian itu lebih baik baginya daripada sedekah seratus ribu dinar fisabilillah.”
Abul Laits berkata: “Dalil atas kelebihan orang fakir itu ialah ayat (Yang berbunyi): “Wa aqimus shalata wa atuzzakata wa athi urrasula la allakum turhamun.” (Yang bermaksud): “Tegakkan sembahyang dan keluarkan zakat dan taatlah kepada Rasulullah supaya kamu diberi rahmat.”
Didalam ayat ini Allah s.w.t. meletakkan hak orang fakir langsung sesudah hak Allah s.w.t.. Dan juga orang fakir miskin sebagai doktornya orang kaya, sebab jika ia sakit di suruh sedekah kepada fakir miskin, juga sebagai penyucinya sebab bila sedekah kepada fakir miskin maka ia dibersihkan dari dosa-dosanya, juga membersihkan hartanya, juga si fakir itu sebagai pesuruhnya, sebab bila ia akan bersedekah untuk ayah bundanya yang telah meninggal, ia pergi kepada fakir miskin dan memberikan sedekah kepada mereka, juga menjaga kekayaannya, sebab harta yang dikeluarkan zakat dan sedekahnya terpelihara dari bencana.”
Didalam ayat ini Allah s.w.t. meletakkan hak orang fakir langsung sesudah hak Allah s.w.t.. Dan juga orang fakir miskin sebagai doktornya orang kaya, sebab jika ia sakit di suruh sedekah kepada fakir miskin, juga sebagai penyucinya sebab bila sedekah kepada fakir miskin maka ia dibersihkan dari dosa-dosanya, juga membersihkan hartanya, juga si fakir itu sebagai pesuruhnya, sebab bila ia akan bersedekah untuk ayah bundanya yang telah meninggal, ia pergi kepada fakir miskin dan memberikan sedekah kepada mereka, juga menjaga kekayaannya, sebab harta yang dikeluarkan zakat dan sedekahnya terpelihara dari bencana.”
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Sukakah saya beritahu kepadamu tentang raja-raja di syurga?” Jawab mereka: “Ya, baiklah ya Rasulullah.” Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Mereka orang-orang yang terhina dan teraniaya, yang tidak diterima untuk mengawini wanita-wanita bangsawan dan hartawan dan tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu yang tertutup, mati seseorang dari mereka sedang hajatnya masih di dalam dadanya belum tercapai tetapi sekiranya sungguh-sungguh minta kepada Tuhan pasti Allah s.w.t. akan memberi padanya.”
Ibn Abbas r.a. berkata: “Mal’un (terkutuk) siapa yang menghormat kerana kekayaan dan menghina karena kemiskinan.”
Abud Dardaa’ r.a. berkata: “Kami tidak adil terhadap saudara-saudara yang kaya sebab mereka makan, kami juga makan, dan minum, kami juga minum, dan mereka mempunyai kelebihan harta yang selalu mereka lihat-lihat dan kami juga melihat harta itu bersama mereka, tetapi mereka bakal dihisab (dituntut) dan kami bebas dari tuntutan.”
Syaqiq Azzahid berkata: “Orang-orang miskin memilih tiga dan orang-orang kaya juga memilih tiga iaitu: Orang-orang miskin memilih
• Kesenangan jiwa danSedang orang-orang kaya memilih:
• Kekosongan hati dan
• Ringannya hisab
• Sibuknya hatiHatim Azzahid berkata: “Siapa yang mengakui empat tanpa empat, maka is dusta dalam pengakuannya yaitu:
• Penatnya fikiran
• Beratnya hisab
Seorang cendikiawan berkata: “Empat macam siapa yang ada di dalamnya maka ia haram dari kebaikan yaitu:• Siapa yang mengaku cinta kepada Allah s.w.t. tanpa meninggalkan yang haram
• Siapa yang mengaku cinta kepada syurga tanpa mengeluarkan harta untuk taat kepada Allah s.w.t., maka ia dusta
• Siapa yang mengaku cinta kepada Rasulullah tanpa mengikuti sunnaturrasul maka ia dusta
• Siapa yang menginginkan derajat yang tinggi tanpa bersahabat kepada orang-orang fakir miskin, maka ia dusta
• Orang yang sombong kepada bawahnya
• Orang yang durhaka terhadap kedua orang tuanya
• Orang yang menghina orang-orang gharib (asing)
• Orang yang menghina orang-orang miskin kerana kemiskinannya
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Allah s.w.t. tidak mewahyukan kepadaku supaya mengumpulkan harta dan menjadi pedagang tetapi Allah s.w.t. mewahyukan kepadaku supaya bertasbih dan tahmid kepada Tuhan dan selalu bersama-sama orang-orang yang sujud dan ibadatlah kepada Tuhanmu sehingga mati (mencapai keyakinan yang sesungguhnya.).”
Abul Laits berkata: “Abu Ja’far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhudri r.a. berkata: “Ya Allah, matikan aku sebagai orang fakir miskin dan jangan dimatikan aku kaya dan kumpulkan aku di mahsyar dalam rombongan orang-orang miskin pada hari kiamat, maka sesungguhnya yang amat celaka ialah orang yang miskin di dunia dan tersiksa di akhirat.”
Umar bin Alkhattab r.a. ketika disampaikan kepadanya hasil ghinamah (hasil perang) Qadissiyah, ia memeriksanya dan melihat-lihatnya lalu menangis. Abdurrahman Bin Auf berkata: “Mengapakah engkau menangis, ya amirul mukminin, padahal hari ini hari gembira dan senang?” Jawabnya: “Benar, tetapi suatu kaum yang diberi ini melainkan terjadi kebencian dan permusuhan diantara mereka.”
Ibn Abbas r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Tiap ummat ada fitnah (ujiannya) sendiri-sendiri, dan ujian ummatku adalah harta kekayaan.”
Abdullah bin Umar r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya makhluk yang sangat dikasihi oleh Allah s.w.t. ialah orang yang fakir miskin sebab manusia yang amat dikasihi oleh Allah s.w.t. ialah para Nabi, maka Allah s.w.t. menguji mereka dengan kefakiran kemiskinan.”
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan Albashri berkata: “Allah s.w.t. telah mewahyukan kepada Nabi Musa bin Imran a.s: Ada seorang kekasihKu dari seorang hambaKu di bumi akan mati, maka pergilah engkau kepadanya dan mandikan serta kafankan dan kuburkan.” Maka dicari oleh Nabi Musa a.s. di kota tidak bertemu dan di dusun juga tidak bertemu, lalu ia melihat tukang-tukang menggali tanah, maka ia bertanya: “Apakah kamu ada melihat orang sakit atau mati?” Jawab mereka: “Disini di tempat yang rusak ini ada seorang sakit mungkin itu yang engkau maksudkan.” Jawab Nabi Musa a.s.: “Ya benar.” Maka ia pergi kesana. tiba-tiba ada seorang yang sedang sakit menggeletek di atas tanah berbantal batu merah, dan ketika ia sedang menghadapi sakaratul maut jatuh kepalanya dari batu merah itu. Maka berdiri Nabi Musa a.s. sambil menangis dan berkata: “Ya Robbi, inilah kekasihMu, dari hambaMu menderita sakit dan tidak ada seorangpun yang merawatnya.” Maka Allah s.w.t. menurunkan wahyu: “Hai Musa, Aku jika kasih kepada seorang hambaKu, Aku singkirkan dunia daripadanya.”
Abbas Bin Katsir dari Alhasan berkata: “iblis laknatullah mengambil pertama uang emas (dinar) yang dibuat diatas bumi lalu diletakkan antara ketua matanya sambil berkata: “Siapakah yang cinta kepadamu, maka ia hambaku.”
Abul Laits dari Idris dari Wahb bin Munabbih berkata: “iblis laknatullah datang kepada Nabi Sulaiman dan Daud a.s. berupa orang tua lalu ditanya oleh Nabi Sulaiman: “Beritakan kepadaku apa yang akan engkau perbuat terhadap ummat Nabi Isa bin Maryam a.s?” Jawab iblis laknatullah: “Saya akan menganjurkan kepada mereka supaya menggunakan dua Tuhan selain Allah s.w.t.” Lalu apakah yang akan engkau perbuat terhadap ummat Nabi Muhammad s.a.w.?” Jawab iblis laknatullah: “Saya akan iming-imingkan kepada mereka kepada dinar dan dirham (mas dan perak) sehingga itu lebih mereka inginkan daripada Laa ilaha ilallah.” Nabi Sulaiman a.s. berkata (Yang berbunyi): “A udzu billahi minka.” (Yang bermaksud): “Saya berlindung kepada Allah s.w.t. daripadamu.” Tiba-tiba ia sudah tidak ada.
Abul Laits berkata: “Kewajiban seorang fakir ia harus mengerti terhadap kurniaan Allah s.w.t. kepadanya, bahwa Allah s.w.t. menghindarkan dunia daripadanya karena mulianya disisi Allah s.w.t., yang mana Allah s.w.t. telah memuliakannya sebagaimana memuliakan para Nabi-nabiNya dan para Wali, dan mengucap Alhamdulillah dan tidak baginya dari dunia dan andaikan kefakiran tidak mempunyai kelebihan selain sekadar mengikuti kehidupan Nabi Muhammad s.a.w. niscaya itu saja cukup besar.”
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Thawwus dari Ibn Abbas r.a. berkata: “Ketika Nabi Muhammad s.a.w. duduk bersama Jibril a.s., tiba-tiba Jibril berkata: “Ini ada Malaikat yang turun dari langit yang belum pernah turun, dan ia minta izin kepada Tuhan untuk berziarah kepadamu.” Maka tidak lama datanglah malaikat itu dan memberi salam: “Assalamu alaikum, ya Rasulullah s.a.w” Jawab Nabi Muhammad s.a.w. “Wa alaikum salam.” Lalu malaikat itu berkata: “Allah s.w.t. telah menyuruh engkau memilih antara diberi kunci dari segala sesautu dan diberi kekayaan yang belum pernah diberikan kepada seorang sebelummu dan tidak akan diberikan kepada seorang sesudahmu, tanpa mengurangi apa yang telah disediakan bagimu di akhirat atau dikumpulkan bagimu semua di akhirat (di hari kiamat).” Jawab Nabi Muhammad s.a.w. “Supaya dikumpulkan semua itu bagiku di hari kiamat saja.”
Shafwan bin Saliem dari Abdul Wahhab bin Bajid berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: “Telah ditawarkan kepadaku dataran Mekkah ini berupa emas perak, maka saya berkata: “Ya Tuhan, lebih baik saya kenyang sehari dan lapar sehari, maka memujiMu jika kenyang dan minta kepadaMu jika lapar.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar