Senin, 25 Juni 2012

TERIMA AKU APA ADANYA

(Di ambil dari buku Buah Kecil Kebahagiaan Karya Jun Haris)

Ya Allah..
Ku mohon kepada-Mu berikan jodoh yang terima aku apa adanya.

Doaku pun Engkau jawab, Engkau hadirkan seorang pemuda kehadapanku.
... Dalam bincang-bincang ta'aruf ku ketahui ternyata ia hanya tamatan SMA. Padahal aku sarjana, dan akupun begitu kecewa.
Maka ku beralasan kepada penghubungku, bahwa ibuku menghendaki suamiku adalah orang sekotaku, yang tinggal tak jauh dari daerahku.

Oh.. Tuhan..
Aku menghendaki dia terima apa adanya, tapi ternyata aku tak menerima keadaannya.

Ya Allah..
Ku pinta padamu calon imamku, yang shalih yang terima aku apa adanya. Yang mampu mendidikku dan keluargaku menjadi muslimah yang shalihah, keluarga yang sakinah.

Engkau pun menghadirkan pemuda shalih dalam hidupku. Pemuda alim, seorang ustadz yang mampu menjadi imamku.
Namun dalam pertemuan ta'aruf, ku pandang wajahnya pasaran dan pas-pasan, tak ganteng dan tak begitu tampan. Ku bingung bagaimana cara menghindari, maka dengan hati-hati, aku bilang bahwa aku belum ada chemistry.

Oh Tuhan..
Ku bilang pada-Mu pemuda yang terima aku apa adanya, tapi kenapa aku tak menerima dia apa adanya?

Ya Allah..
Ku harap pemuda jujur, beriman dan tanggung jawab supaya tak ada perselingkuhan dalam rumah tangga kami. Seorang pemuda yang setia yang terima aku apa adanya.
Engkau pun hadirkan pemuda tampan itu dalam hidupku.
Namun penuturannya dalam ta'aruf, membuat aku cemas, merinding dan takut. Bagaimana tidak, ia adalah yatim piatu, tak punya ortu tak punya saudara, yang ada hanya teman senasib sebaya di pesantrennya.
Dalam ketakutan akan masa depan, ekonomi dan kebutuhan, maka ku katakan bahwa aku tak mau suami yang lahirnya hari senin, sebab hari itu bertepatan dengan hari kematian kakekku.
Oh Tuhan..
Jujur sih jujur, tampang sih OK, Dia terima aku yang ilmu islamnya tak begitu mendalam, tapi Kenapa aku tak terima dia apa adanya?

Ya Allah, aku tak tahu bagaimana perasaan pemuda-pemuda alim yang ku tolak dengan berbagai dalih dan alasan.
Maafkanlah aku, ku bohongi kalian dengan kata-kata TERIMA AKU APA ADANYA, yang nyatanya bersyarat harus berpendidikan tinggi, gagah, alim, tampan dan kaya.

Ya allah..
Ku pinta alim, Engkau datangkan pemuda alim tapi miskin dan rendah pendidikan.
Ku pinta imam, Kau datangkan ustadz alim tapi berwajah pasaran tampang pas-pasan.
Ku pinta pemuda jujur, setia dan tanggung jawab tapi Engkau datangkan pemuda shalih dan tampan, tapi sayang ia yatim piatu sebatang kara tak punya apa-apa.

Oh...Tuhan
Ku bilang terima aku apa adanya, ternyata aku plin-plan tak mau menerima dia apa adanya. Padahal aku tahu, bahwa terima aku apa adanya berarti aku ikhlas dengan apa yang dia punya...
Tapi semua terkuak sudah.. Isi kepala dan dadaku mendidih mengatakan.. AKU GADIS YANG BERSYARAT.

Semua kata, TERIMA AKU APA ADANYA, adalah kebohongan perempuan yang sudah menjadi rahasia umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar