Rabu, 17 Oktober 2012

SUSAHNYA SAAT ISTRI NGIDAM

Wuhaib bin Al-Warrad menceritakan, “Kami mendengar kalau ‘Umar bin Abdul Aziz telah mendirikan rumah penyimpan bahan makanan yang khusus diperuntukkan bagi fakir miskin dan ibnu Sabil.

Lalu, pada suatu hari, ‘Umar melakukan inspeksi ke rumah bahan makanan tersebut dan ternyata di situ dia bertemu dengan seorang pelayan wanitanya yang sedang membawa mangkuk beirisi secangkir air susu.

‘Umar bertanya kepadanya, “Apa ini?”

Pelayannya menjawab, “Istrimu, Fathimah, sedang hamil dan dia menginginkan secangkir air susu. Jika perempuan yang sedang hamil menginginkan sesuatu, tetapi tidak dituruti, dikhawatirkan janin yang dikandungnya akan keguguran. Oleh karena itu, saya mengambil secangkir air susu dari sini.”

Kemudian, ‘Umar mengambil mangkuk itu dari pelayannya, lalu berjalan menuju istrinya sambil berkata dengan suara keras, “Seandainya yang ada dalam perutnya (janinnya) itu tidak mau makan kecuali dari makanan orang-orang miskin dan fakir… Demi Allah saya tidak akan memberi dia makanan!!!

Kemudian, ‘Umar masuk ke kamar istrinya. Istrinya pun bertanya, “Apa yang terjadi denganmu?”

‘Umar menjawab, “Dia (pembantu itu) menyangka kalau bayi yang kau kandung itu tidak mau makan kecuali hanya dari makanan orang-orang fakir dan miskin. Seandainya dia tidak mau makan kecuali hanya dari makanan itu… Demi Allah, saya tidak akan memberikan makan kepadanya.”

Istrinya berkata kepada pelayan tadi, “Celaka kamu, kembalikan air susu itu ke tempatnya. Demi Allah, saya tidak akan mencicipinya.”

Wuhaib bin Al-Warrad berkata, “Kemudian, pembantunya mengembalikan airu susu itu ke tempat penyimpanan makanan bagi kaum fakir dan miskin.”

(Sumber Hilyatul Auliya')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar