Kamis, 20 September 2012

BIARKANLAH TIKUS KRASAN DI RUMAHKU

Dalam sebuah riwayat dikisahkan,
Imam malik rahimahullah adalah guru besar sang Imam Syafi'i rahimahullah, beliau banyak menimba ilmu dari gurunya, mulai ilmu nahwu shorof, tafsir quran, hadits dan mustha
lah hadits. Tak lupa akhlak dari imam malik sangatlah mengagumkan dimata imam syafi'i.

Pernah suatu hari imam malik tak makan gara-gara makanannya dimakan tikus dan cecurut di rumahnya. Bahkan kejadian tersebut berbulan-bulan ia alami.
"Guru, kenapa anda tidak makan?" tanya syafi'i muda.
"Aku selalu kalah start dari tikus dan cecurut di rumah. Tapi tiada apa, mungkin itu sudah menjadi rejeki tikus."
"Kenapa guru tidak pelihara kucing untuk menakutinya, kenapa pula guru tidak menjebak atau mengusirnya? Bukankah hal itu bisa menjadikan masalah bila tikus beranak pinak bertambah banyak?" tanya syafi'i muda.

Imam malik tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak santrinya, "Kamu benar muridku. Tapi setidaknya sebelum bertindak kita harus melihat masalah dari berbagai sudut dan sisi, jangan menilik dari satu sisi saja. Sebab orang yang menyimpulkan masalah dari satu sudut pandang saja maka ia terjatuh dalam ketidak-adilan. Bila jatuh dalam ketidak-adilan maka ia akan terjatuh dalam tindak kesewenang-wenangan dan kedzaliman. Bila jatuh pada kedzaliman maka ia jatuh dalam dosa dan permusuhan."

Syafi'i muda mendengar petuah gurunya dengan penuh takdzim dan pemahaman. Ilmu bagi syafi'i muda tak hanya didapat melalui bangku sekolah dan pengajian yang formal saja, justru ilmu terkadang harus didapatkan melalui kegiatan non-formal, penerapan dan bukan teori belaka. Ia manggut-manggut takjub dan terkagum-kagum atas jawaban gurunya.

Imam malik menambahkan, "Aku bisa saja mengusir dan memberantas tikus dan cecurut dari rumahku. Tapi ketahuilah, ketika aku melakukan itu maka tikus dan cecurut tersebut justru akan lari dan ganti mengganggu rumah-rumah tetanggaku. Dan kamu tahu, bahwa ketidak-nyamanan tetanggaku adalah berasal dari tikus dan cecurut yang melarikan diri dari rumahku. Itu semua berarti akulah sumber ketidak-nyamanan itu.
Jadi, biarkanlah tikus dan cecurut itu krasan di rumahku."

Subhanallah...
Imam syafi'i muda tercengang atas definisi gurunya tentang menjaga perasaan tetangga, sikap dan sifat rela berkorban demi menjaga kerukunan dan silaturrahim dalam kehidupan bertetangga.

(Sumber: Nashaihud Diniyyah Wa Washayal Imaniyyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar