Senin, 25 Juni 2012

PILIH TETANGGA APA MUSUH?

Setelah menuntut ilmu di pesantren, seorang santri pulang ke daerahnya di pedesaan, dan kini ia berprofesi sbg petani. Di samping rumahnya dia mempunyai seorang tetangga yang berlainan agama dan berprofesi sebagai... pemburu yang memelihara anjing-anjing galak dan kurang terlatih.
Karena kurang terlatih, Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar-ngejar domba-domba si Santri.

Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa anak kambing sehingga terluka parah. Si santri itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk menegur, tapi ia tak enak hati untuk melukai hati tetangganya, maka pergilah si santri tsb ke pesantrennya dahulu untuk mengkonsultasikan masalahnya pada sang kyai, gurunya.

Sang kyai itu mendengarkan kisah santrinya dengan seksama dan beliau berkata,
“Saya bisa saja membantumu untuk menghukum tetanggamu yang bekerja sbg pemburu itu dan memerintahkan dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya. Tetapi di lain sisi, Kamu akan kehilangan seorang Tetangga dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kamu inginkan, teman atau musuh yang jadi tetanggamu?”

Sambil memandang wajah sang kyai dgn tawadu', si santri itu menjawab bahwa ia lebih suka mempunyai seorang teman.

“Baik, saya akan menawari Kamu sebuah solusi, yang mana domba-dombamu akan tetap aman dan ini akan membuat tetanggamu tetap sebagai teman.”
Mendengar solusi pak Kyai,
kang santri itu setuju.

Ketika sampai di rumah, Santri itu segera melaksanakan solusi Sang kyai. Dia mengambil sepasang anak domba terbaiknya dan menghadiahkannya kepada tetangganya yang berlainan agama itu, yang mana tetangganya tsb menerima dan berterima kasih dan sukacita atas hadiah berupa anak domba.

Untuk menjaga dombanya yang masih cempe, si pemburu itu mengkerangkeng anjing-anjingnya. Sejak saat itu anjing-anjingnya tidak pernah menggangu domba-domba kang santri lagi.

Di samping rasa terima kasihnya atas kedermawanan kang santri,
pemburu itu sering membagi hasi buruannya berupa daging kancil, rusa dan burung kepada kang santri.

Sewaktu menerima daging yang disembelih tanpa menyebut nama Allah, si santri pun bingung, mau nolak gak enak hati sama tetangga nanti dikatakan sok suci, padahal islam kan diturunkan sbg RAHMATAN LIL ALAMIN, tp mau dimakan kok haram.

Dalam kebingungan maka dimasaklah daging pemberian tsb dan dicampur dgn daging domba miliknya sendiri, dan kemudian dihadiahkanlah daging pemberian pemburu tsb kepada keluarga pemburu tanpa tersisa sedikitpun, dalam keadaan matang dan siap makan. Dan keluarga pemburu tak mengetahui bahwa daging yang mereka makan tsb adalah daging pemberian mereka sendiri.

Dan dalam waktu singkat tetangga itu menjadi teman yang baik meskipun berbeda agama dan keyakinan.

“Cara Terbaik untuk mengalahkan dan mempengaruhi orang adalah dengan kebajikan dan belas kasih.”

(CAP: Cerita Anak Pesantren, Karya Jun Haris)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar